Monday, September 5, 2016

Syarat-Syarat Sahnya Shalat


Secara bahasa, syarat bermakna alamat, sedangkan menurut istilah ialah sesuatu yang harus ada (Ada atau dilakukan) karena ketiadaannya akan menyebabkan tidak adanya sesuatu. Namun, keberadaannya tidak mengharuskan ada dan tidak adanya sesuatu. Jadi tiadanya syarat sholat, baik semua maupun sebagian dapat mengakibatkan shalat menjadi tidak sah, walaupun meninggalkannya karena lupa, tidak tahu, atau bahkan karena sengaja.
Syarat-syarat shalat ada lima, yaitu (1) niat, (2) suci dari berbagai hadats dan najis, (3) masuk waktu shalat, (4) menutup aurat, dan (5) menghadap kiblat. Berikut adalah uraiannya :

1. NIAT

Allah berfirman : “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam agama yang lurus” (Al-Bayyinah : 5)
Nabi bersabda : “Sesungguhnya, (pahala) amalan itu bergantung pada niat. Dan (pahala) bagi setiap orang tergantung apa yang dia niatkan”(HR Bukhari (1))
Beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam niat shalat :
  • Niat dianggap sah jika terpenuhi tiga syarat : islam, berakal dan baliq
  • Tempatnya niat ada adalah di dalam hati. Hakikat niat adalah tekad untuk mengerjakan sesuatu. Dan jika ada yang mengucapkannya, itu hanyalah untuk pengingat dan bukan niat.
  • Bersungguh-sungguh dalam niat. Kaum saleh terdahulu biasa bersungguh-sungguh meneguhkan hati mereka untuk berniat.
  • Niat harus terus terjaga ada dan terjaga hingga akhir sholat.
  • Sadar, harus mengetahui dan menentukan shalat apa yang hendak dikerjakan, apakah fardhu atau sunnah, dan pelaksanaannya apakah tepat waktu atau qadha (mengganti yang terlewat)
Jika kita berniat sholat sunnah, maka tidak boleh dalam tengah jalan, kemudian diganti dengan shalat fardhu. Karena posisi shalat sunnah adalah lebih lemah daripada posisi shalat wajib. Namun hal ini dibolehkan dan sah jika mengubah niat shalat fardhu diubah menjadi shalat sunnah dengan alasan yang dibenarkan syar’i.
Contoh : Jika kita mengerjakan shalat ashar di awal waktu, kemudian bermaksud mengubahnya menjadi sunnah qolbiyah (Sunnah sebelum fardhu), maka shalatnya berubah menjadi shalat sunnah (dikerjakan dua rakaat), baru setelah itu mengerjakan shalat fardhu, yaitu ashar. Seperti ini boleh dilakukan.

2. SUCI DARI BERBAGAI HADATS DAN NAJIS

Hadats adalah suatu sifat yang dapat menghalangi shalat dan ibadah lain yang sejenis (memerlukan kondisi suci). Hadats ada dua, yaitu hadats kecil dan hadats besar. Hadats kecil cukup dihilangkan dengan wudlu sedangkan hadats besar harus dengan mandi.

3. MASUK WAKTU SHALAT

Jika seseorang shalat sebelum masuk waktunya, maka dia tidak disebut menunaikan kewajiban. Malaikat jibril telah mengajarkan waktu-waktu shalat kepada nabi kita. Beliau kemudian mengajarkannya kepada para sahabat.
Shalat tepat waktu memang dianjurkan, namun untuk kehati-hatian, sebaiknya kita mundurkan waktu sebentar misalnya 10 menit dari jadwal yang sudah ada. Tidak boleh mengakhirkan sampai waktu yang akan selesai waktu shalatnya.
Jika teman terlewat waktu shalat, maka dapat wajib menggantinya. Jika yang terlewat waktu shalatnya banyak sekali, maka wajib diganti secara berurutan. Hal ini sebagaimana dilakukan nabi ketika perang Ahzab. Namun jika banyak sekali sholat yang ditinggalkan atau lewat waktu, maka bisa diganti pada tiap waktu shalat (tidak dikerjakan dalam sekali waktu).

4. MENUTUP AURAT

Aurat wajib ditutup ketika sholat, baik itu laki-laki dan perempuan. Aurat laki-laki merdeka adalah antara pusar dan lutut harus tertutup. Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Ini adalah aurat ketika shalat. Untuk perihal aurat ini seperti antara sesama laki, dengan wanita mahram dan lain sebagainya, itu ada yang berbeda dengan aurta ketika sholat. Mungkin akan dalam tulisan yang berbeda.

5. MENGHADAP KIBAT

Setiap orang yang mengerjakan sholat wajib menghadap kiblat, dan wajib mencari arah kibat yang benar. Allah berfirman, ” Hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram” (Al – Baqoroh : 144). Dan Hadits nabi, “Jika kalian hendak mendirikan sholat, maka sempurnakanlah sholat dan menghadap kibat.” (HR Bukhari (6667) dan Muslim (397)).
Jika berkendaraan, maka kita menghadap sesuai dengan kendaraan tersebut berjalan. Hal ini sesuai dengan yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Bila nabi berada di dalam perjalanan, beliau sholat sunnah di atas kendaraannya dengan menghadap sesuai arah kendaraannya (HR Bukhari 400). Jika datang waktu shalat wajib, beliau turun dan menghadap kiblat.
Hal ini penting sekali, karena di jaman sekarang, ada sarana pesawat terbang, kereta api, mobil umum, dimana kita jika berada di dalamnya tentu akan susah menyesuaikan arah kibat dengan benar, Maka ketika sholat, kita hadapkan sholat kita ke arah melajunya kendaraaan tersebut.

Demikianlah 5 syarat sholat untuk melaksanakan sholat lima waktu yang wajib kita ketahui. Hal ini penting sekali, berkaitan dengan sholat wajib yang harus dilakukan oleh setiap muslim tiap hari. Rutinitas ini jika dilakukan dengan tidak benar, bisa menyebabkan amalan kita sia-sia. Oleh karena itu, wajib bagi tiap muslim untuk terus belajar terhadap ilmu ini jika masih ada kekurangan dan mengamalkannya dengan benar.

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon