Iman merupakan kepercayaan kepada allah dan rosul-Nya. Ketika seorang muslim menyatakan beriman berarti dia telah menyatakan akan mencintai rosul dan allah swt dalam setiap langkah dalam hidupnya.
Jika saja saat ini, nabi muhammad saw masih hidup, kemungkinan mudah untuk mengukur keimanan seseorang. Banyak sahabat yang gugur di medan perang dalam menegakkan agama allah swt di muka bumi di kala itu. Lalu, bagaimana dengan kita sekarang, yang tidak pernah bertemu dengan Rosul dan allah swt.
Salah satu ujian yang diberikan Tuhan allah swt salah satunya adalah ujian tentang keimanan seseorang. Ketika seseorang, terutama pada jaman sekarang, menyatakan beriman, maka, harus ditunjukkan dengan bukti nyata. Iman tidak bisa hanya di lisan saja. Karena iman adalah bentuk tindakan dari suatu yang dipercayai. Misalnya, iman kepada allah swt dan rosul-Nya, mewajibkan kita untuk sholat, maka kita sholat. Diwajibkan untuk puasa romadhon, maka otomatis kewajiban itu harus dilakukan. Jika tidak, maka dikatakan imannya menurun.
Itulah salah satu parameter iman seseorang dalam hidup. Apalagi di negara indonesia, yang mempunyai masyarakat majemuk. Tidak semua orang bisa diwajibkan mengikut agama islam sebagai landasan imannya. Kewajiban melakukan sesuatu yang merupakan perintah dari keimanan, tidak bisa serta merta dipaksakan.
Tingkatan Iman
Iman dalam ukuran tingkat keimanan dibagi menjadi beberapa tingkat berikut :
1. Iman yang terus naik.
Iman ini dimiliki oleh para nabi dan rosul. Semua nabi dan rosul, mempunyai tingkat keimanan yang terus naik dari hari ke hari. Karena, mereka adalah golongan orang yang diberi hidayah langsung oleh allah swt, berupa firman dan perintah dari-Nya. Hal inilah yang membuat iman mereka menjadi terus bertambah setiap saat. Dan belum pernah ada seorang nabi dan rosul pun yang dipecat dari tugas nabi dan rosul. Nabi dan Rosul pun tidak pernah ada yang mengundurkan diri dari beratnya tugas kenabian dan kerosulan.
Hal ini karena nabi dan rosul dijaga keimanannya. Tidak ada yang bisa menjaga tingkat keimanan seseorang kecuali allah swt. Dan itu adalah hak allah swt. Dan beruntunglah seandainya kita termasuk golongan ini.
2. Iman yang tidak naik dan tidak turun atau stagnan (tetap)
Iman seperti ini dimiliki oleh para malaikat. Malaikat adalah makhluk allah swt yang diciptakan dari cahaya. Mereka tidak memiliki nafsu dan tidak pernah menolak perintah allah swt. Amalan mereka hanya satu saja dari sejak diciptakan. Misalnya, ada golongan malaikat yang tugasnya sujud, maka dia akan sujud terus sampai hari kiamat. Ada malaikat yang tugasnya mengatur tentang hujan, maka tugasnya hanya itu saja sampai hari kiamat. Dan amalan yang tetap itu, menjadikan mereka tidak berubah tingkat keimanannya. Tetap dan tidak berubah sampai hari kiamat.
3. Iman yang kadang naik dan kadang turun
Iman seorang muslim terkadang naik dan terkadang turun. Jika sedang naik, seorang muslim akan senang melakukan ibadah atau kegiatan yang bernilai ibadah. Misalnya, jika sedang imannya naik, rajin pergi ke masjid, sedekah, dan lain sebagainya. Jika sedang turun, sholatnya kadang di akhir waktu dan sedekahnya sedikit atau malah tidak sedekah. Keimanan ini juga yang membuat perhitungan amal menjadi bervariasi dari satu orang muslim dan muslim lainnya. Tidak ada seorang muslim yang nilai catatan imannya sama, satu dengan muslim lainnya.
Didalam al quran telah diberitakan bahwa, jika seorang muslim taat kepada allah swt dan rosul-Nya, maka dia akan mempunyai nilai iman lebih tinggi dari malaikat. Namun sebaliknya, jika mempunyai keimanan yang menurun, atau malah keimanannya tidak terlihat sama sekali, bisa membuat dirinya tidak mempunyai nilai lebih rendah dari binatang ternak. Maka syukurilah semua keimanan yang telah kita miliki selama ini. Karena anugerah allah swt ini tentang iman ini tidak bisa dipaksakan antara sesama manusia. Hanya allah lah yang dapat memberikan bantuan sehingga seseorang mempunyai keimanan yang naik dan terus bertambah.
EmoticonEmoticon